المكي والمدني
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah
علوم القران
DOSEN PENGAMPU : A. Kurniawan
Pasmadi, M.P.I
Disusun oleh :
1. Nur Chafidin
2. Idhomudin
SEMESTER : 1 ( SATU )
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )
MUHAMMADIYAH KENDAL
2014
BAB I
A.
PENDAHULUAN
Sebelum memasuki pembahasan pokok, perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai dua hal berikut
ini: Pertama, Al-Makkiy dan, Kedua, Al-Madany secara garis besarnya.
Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, tetapi
diturunkan secara bertahap, ayat demi ayat dan surat demi surat selama 23
tahun. Diantaranya ada yang sebelum hijrah di Makkah dan ada pula yang turun
sesudah di Madinah. Sebagian surat atau beberapa ayat diturunkan di medan
perang, tidak di Mekkah juga tidak di Madinah, seperti surat Al-Fath diturunkan
diantara Mekkah dan Madinah menyangkut persoalan Hudaibiyah. Ada yang
diturunkan pada waktu malam dan ada pula pada waktu siang.
Perbedaan antara Al-Makkiy dan Al-Madany mengikuti perbedaan antara dua masa tersebut. Yang
pertama merupakan fase da’wah yang memerlukan pengukuhan aqidah dan penjelasan
rukun-rukun iman. Sementara itu yang kedua adalah merupakan fase pembinaan
masyarakat dan Negara Islam, yaitu fase yang memerlukan penetapan undang-undang
dan pengorganisasian. Ayat-ayat Al-Makkiy bercirikhas pendek dan singkat guna memudahkan
penghafalannya secara sembunyi dalam keadaan serba lemah dan takut dari
gangguan kaum Musyrikin. Sementara itu ayat-ayat Al-Madany lebih panjang darinya mengingat di Madinah kekuasaan
berada ditangan kaum Muslimin sehingga mereka mendapatkan kebebasan bergerak.
Dari uraian diatas dapat kita angkat suatu permasalahn
tentang Ilmu Makky dan Madany yang meliputi antara lain : Pengertian
masing-masing Al-Makky dan Al-Madany, ciri-ciri ilmu Al-Makky dan Al-Madany, karakteristik al-Makky dan al-Madany,
Surah-surah yang masuk dalam kategori Al- Makky dan yang masuk dalam kategori Al-Madany.
BAB
II
B. PEMBAHASAN
معرفة المكي والمدني
1. Pengertian surat Al-maki –Al-Madani .
Menurut sebagian para ulama’ ada tiga pengertian
dari al-Makky dan al-Madany dilihat dari segi waktu trunya Al-Qur’an, tempat
dan khitobnya :
1. Surat makiyah adalah
surat yang diturunkan dimakah walaupun
surat itu di turunkan setalah Rosulullah S.A.W hijrah ke Madinah . dan Surat
Madani adalah surat yang di turunkan di Madinah.
Dan
termasuk surat makiyah adalah surat yang di turunkan di makah dan di daerah
sekitar makah yang pernah di tempati Rosulullah S.A.W seperti di mina,arafah
dan khudaibiyah .
Termasuk surat
al-Madany adalah surat yang diturunkan di daerah madinah seperti di badar dan
uhud .
2. Surat
makiyah adalah surat yang di turunkan untuk mengkhitobi penduduk makah dan
surat Madaniyah adalah surat yang di turunkan untuk mengkhitobi penduduk
Madinah.
3. Surat
Makiyah adalah surat yang diturunkan sebelum Rosulullah S.A.W hijrah ke madinah
walaupun surat tersebut tidak di turunkan di makah dan surat madaniyah adalah
surat yang di turunkan setelah rosulullah S.A.W hijrah ke Madinah walaupun
surat tersebut di turunkan di makah .
Dari
tiga pengertian diatas pendapat yang palingراجح( paling unggul ) tentang pengertian al-Makky dan
al-Madany adalah pendapat yang nomor tiga yang mengatakan bahwa Surat al-Makky adalah surat yang
diturunkan sebelum Rosulullah S.A.W hijrah ke madinah walaupun surat tersebut
tidak di turunkan di makah dan surat al-Madany adalah surat yang di
turunkan setelah rosulullah S.A.W hijrah ke Madinah walaupun surat tersebut di turunkan di makah.
وذكرأبوعمروعثمانبنسعيدالدارميبإسنادهإلىيحيىبنسلامقالمانزلبمكةومانزلفيطريقالمدينةقبلأنيبلغالنبيصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَالمدينةفهومنالمكيومانزلعلىالنبيصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفيأسفارهبعدماقدمالمدينةفهومنالمدني
Setiap ayat yang diturunkan di mekah dan di jalan
mekah sebelum Rosulullah hijrah ke madinah maka adalah ayat Makiyah, dan setiap
surat yang diturunkan dalam perjalanan hidup Rosululloh setelah hijrah ke
madinah maka adalah ayat madaniyah[1]
Untuk mengetahui
dan menentukan Makky dan Madany para ulama bersandar pada dua cara utama: sima’i
naqli (pendengaran seperti apa adanya) dan qiyasi ijtihad (kias
hasil ihtihad). Cara pertama didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat
yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu; atau dari para tabi’in
yang menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana, di mana da peristiwa
apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu.
Cara
qiyasi ijtihadi didasarkan pada cirri-ciri Makky dan Madany. Apabila dalam surah Makky terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Madany atau mengandung peristiwa Madany, maka dikatakan bahwa ayat itu Madany.
Dan
apabila dalam surah Madany terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Makky atau
mengandung peristiwa Makky, maka ayat tadi dikatakan sebagai ayat Makky[2]
2.
Tanda-tanda surat Al-Makky dan Al-Madany
Surat al-Makky dan
al-Madany, keduanya memiliki ciri-ciri tersendiri,
a.
Setiap surat yang didalamnya terdapat ayat
sajdah
b.
Setiap surat yang didalamnya terdapat
lafadz “ " كلا
c.
Setiap surat yang didalamnya ada lafadz يأيها
الناسdan
didalamnya tidak terdapat lafadzيأيها
الذين آمنواkecuali
surat al-haj
Contoh : يا يها الناس اتقوا ربكمالذي خلقكم. . . . الخ ( النساء : ١ )
d.
Setiap surat yng menceritakan tentang Nabi
Adam A.S dan Iblis kecuali surat al-Baqoroh
e.
Setiap surat yang menceritakan tentang
para Nabi dan al-Ghobiroh kecuali surat al-Baqoroh
f.
Setiap surat yang
diawali dengan huruf العجم seperti lafadz “ الم , الر,حم “
Sebenarnya masih banyak ciri-ciri surat al-Makky ,
namun karena keterbatasan pengetahuan dan fikiran kami hanya bisa menjelaskan
sedikit tentang ciri-ciri surat al-Makky . dari ke-enam ciri diatas dapat kita
garis bawahi bahwa surat al-Makky adalah surat yang menerangkan tentang tauhid
, mengajak untuk meng-esakan Allah.
2.
Ciri-ciri
suratAl-Madany diantaranya adalah
a.
Setiap surat yang
menerangkan tentang kefardhuan dan hukuman
b.
Setiap surat yang
menjelaskan tentang orang-orang munafik , kecuali dalam surat Al-ankabut
c.
Setiap surat yang
menentang dengan ahli kitab “ yang di maksud dengan ahli kitab disini adalah
orang-orang yang berpegang teguh dengan kitab samawi selain Al-Qur’an, seperti
berpagang teguh dengan kitab injil dan taurat ” .
Dan ada sebagian Ulama’ yang mengatakan
bahwa setiap ayat yang diturunkan kepada Rosulullah di dalam perjalanan
hidupnya setelah di madinah maka ayat itu adalah ayat madany dan di dalam
Al-qur’an menggunakan lafadz يأيها
الذين آمنواdan setiap ayat yang menggunakan lafadzيأيها
الناسmaka ayat tersebut adalah ayat Makiyah .
Dengan demikian ibnu
mas’ud mengatakan bahwa mayoritas penduduk Makah pada masa itu ( sebelum
hijrahnya Rosulullah S.A.W ) masih belum iman ( kufur ) maka kebanyakan surat Al-Makky
menggunakan lafadz يأيها
الناسwalaupun sebagian dari mereka ada yang sudah iman ,
dan mayoritas penduduk Madinah pada masa itu ( Setelah Rosulullah S.A.W
hijrah ) sudah iman, maka kebanyakan surat madaniyah
menggunakan lafadz يأيها
الذين آمنواwalaupun sebagian dari mereka masih ada orang yang
belum iman .
3. Macam-macam
surat Makyyah dan Madaniyah serta dasar-dasar penetapanya
1. Macam-macam
surat madadiyah menurut kesepakatan para ulama’ ada 20 yaitu :
a.
Surat al-baqoroh k. Surat An-nur
b.
Surat ali imron l. Surat Al-ahzab
c.
Surat an-nisa’ m. Surat Muhamad
d.
Surat hud n. Surat Al-fath
e.
Surat al- hujarot o. Surat Al-Mumtahanah
f.
Surat Al-hadiid p. Surat Al-Jumah
g.
Surat al mujadalah q.
Surat Al-Munafiqun
h.
Surat al hasr r. Surat At-Tholaq
i.
Surat al-anfal s. Surat At-Tahrim
j.
Surat at-taubah t.
Surat An-Nasr
2. Surat-surat
yang dipersulayakan antara makiyyah dan madaniyah ada 12 yaitu :
a.
Al-fatihah g. Al-qodar
b.
Ar-ro’du h. Al-bayyinah
c.
Ar-rohman i. Az-zalzalah
d.
As-shof j. Al-falaq
e.
At-taghobun k. An-nas
f.
At-tathfif l. Al-ikhlas
3. Selain
surat Madaniyah dan surat yang masih dipersulayakan adalah surat Makiyyah yang
berjumlah 82 surat , jadi keseluruhan ayat dalam Al-Qur’an sebanyak 114 surat .[4]
4. Kegunaan
( manfaat ) mempelajari Surat Makyyah dan Madaniyah .
Ada
beberapa faidah ( fungsi ) mengetahui surat nakiyah dan madaniyah , diantaranya
adalah
1.
Untuk dijadikan alat bantu menafsirkan Al-Qur’an , sebab pengetahuan mengenai tempat turun
dapat memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar.
2.
Meneruskan perjalanan
dakwah rosulullahdengan metode dan bahasa Al-Qur’an sebab segala situasi dan kondisi mempunyai
gaya tersendiri dan Al-Qur’an adalah bahasa yang paling tepat untuk dijadikan
alat berdakwah.
3.
Dapat merasakan
keindahan Al-Qur’an dalam susunan bahasanya dan mengambil faedah dalam
keindahan tersebut sebagai alat kita untukberdakwah / mengajak kepada manusia ke jalan Allah.
4.
Mengetahui tarikh
tasyri’ ( sejarah islam ) yaitu
sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat al-Qur’an, sebab turunnya wahyu kepada
Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwa yang
menyertainya, baik periode Makkah maupun Madinah, sejak turunnya ayat pertama
Iqra’ hingga ayat terakhir diturunkan. Al-Qur’an adalah sumber pokok bagi hidup Rasulullah.
Pola hidup beliau harus sesuai dengan Al-Qur’an
5.
Percaya datangnya
Al-Qur’an kepada kita dengan keadaan selamat ya’ni tidak ada perubahan baik
secara lafadz atau ma’na ( arti )[5]
“
karena Rosulullah adalah seorang umi ya’ni tidak dapat membaca dan tidak dapat
menulis.Dengan keadaan Rosulullah yang umi maka kita bisa benar-benar percaya
bahwa Al-Qur’an memang benar-benar dari Allah S.W.Tbaik secara lafadz dan
maknanya bukan dari Rosulullah , karena pada masa awal Al-Qur’an diturunkan
banyak penduduk mekah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah buatan ( karangan)
Rosulullah “
وَإِذَا
تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ لا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا
ائْتِ بِقُرْآنٍ غَيْرِ هَذَا أَوْ بَدِّلْهُ قُلْ مَا يَكُونُ لِي أَنْ
أُبَدِّلَهُ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِي إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ.
Termasuk
faedah ( kegunaan ) mengetahui surat makiyah dan madaniyah adalah bisa
membedakan ayat الناسخ(
mengganti ) dari المنسوخ(
yang diganti ) apabila terdapat dua
ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedangkan hukum yang terkandung didalam
ayat-ayat itu bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu
Makiyah, sedang ayat yang lainnya Madaniyah; maka tentu ayat yang Makiyah
itulah yang nasakh oleh ayat Madaniyah, karena ayat yang Madaniyah adalah yang
terakhir turun
Ilmu ini dapat
meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian dan keaslian Al-Qur’an,karena
melihat besarnya perhatian umat Islam sejak turunnya terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan Al-Qur’an, sampai hal-hal yang sedetail-detailnya, sehingga
mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya, ayat-ayat
yang diturunkan pada waktu Nabi berada dikota tempat tinggalnya dan yang turun
pada waktu Nabi sedang dalam bepergian, ayat-ayat yang turun pada waktu malam hari dan
siang hari dan ayat-ayat yang turun pada waktu musim panas dan musim dingin dan
sebagainya
5.
Sikap Positif Dalam Mempelajari Surat Makky Dan Madany
Telah di jelaskan sedikit tentang
Surat Makky dan Madany sedikit memberi gambaran kepada kita semua, dengan kita
mempelajari Surat Makky dan Madany dapat menggugah kita untuk lebih mendalami
Al-Qur’an, yang kemudian kita praktekan dalam kehidupan sehari-hari karna Al-Qur’an
adalah sumber hukum dan sumber ilmu yang pertama dan Al-Qur’an adalah pedoman
hidup bagi kaum muslimin.
مَّاأَصَابَكَمِنْحَسَنَةٍفَمِنَاللَّهِوَمَاأَصَابَكَمِنسَيِّئَةٍفَمِننَّفْسِكَوَأَرْسَلْنَاكَلِلنَّاسِرَسُولاًوَكَفَىبِاللَّهِشَهِيدًا
(۷۹) مَّنْيُطِعِالرَّسُولَفَقَدْأَطَاعَاللَّهَوَمَنتَوَلَّىفَمَاأَرْسَلْنَاكَعَلَيْهِمْحَفِيظًا
(۸۰) وَيَقُولُونَطَاعَةٌفَإِذَابَرَزُواْمِنْعِندِكَبَيَّتَطَآئِفَةٌمِّنْهُمْغَيْرَالَّذِيتَقُولُوَاللَّهُيَكْتُبُمَايُبَيِّتُونَفَأَعْرِضْعَنْهُمْوَتَوَكَّلْعَلَىاللَّهِوَكَفَىبِاللَّهِوَكِيلاً
(۸١) أَفَلاَيَتَدَبَّرُونَالْقُرْآنَوَلَوْكَانَمِنْعِندِغَيْرِاللَّهِلَوَجَدُواْفِيهِاخْتِلاَفًاكَثِيرًا
BAB III
C.
PENUTUP
a. Kesimpulan
adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari pengertian diatas adalah
sebagai berikut :
1.
Pengertian dari Makiyah dan
Madaniyah yang telah disebutkan para ulama’ yaitu setidaknya ada tiga bagian,
tapi dari semua itu dapat disimpulakn bahwa Makiyah adalah surat yang diturunkan di Mekah dan sebelum
hijrah dan surat Madaniyah adalah surat yang diturunkan di Madinah dan sesudah
hijrah
2.
Merupakan hal yang sangat penting
dalam mempelajari ilmu-ilmu al-Quran terutama pembagian surat Makkiyyah dan
Madaniyyah sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat, dan pola
kalimat.
3.
Cara demikian merupakan ketentuan
cermat yang memberikan kepada peneliti objektif, gambaran mengenai penyelidikan
ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani. Dan itu pula sikap ulama kita dalam
melakukan pembahasan-pembahasan terhadap aspek kajian Quran lainnya.
4.
Pentingnya mempelajari ayat-ayat
Quran sehingga dapat menentukan waktu serta tempat turunnya dan, dengan bantuan
tema surat dan ayat, merumuskan kaidah-kaidah analogi untuk menentukan apakah
sebuah seruan itu termasuk Makki atau Madani, ataukah ia merupakan tema-tema
yang menjadi titik tolak dakwah di Mekkah atau di Madaniah
b. Penutup
Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan ulumul Qur’an terutama tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, dan juga dapat membedakan dan mengetahui jumlah surat yang masuk kategori Makkiyah dan madaniyah. Dan harapan kami, bagi pembaca dapat menjelaskan tentang surat Makiyah dan Madaniyah.
Bagi pemakalah menjadi suatu pengetahuan yang penting karena pengetahuan tentang isi makalah ini dapat diketahui walau hanya sebatas membaca dan menulis, dan sekaligus menambah khazanah ( simpanan ) ilmu pengetahuan dan menambah pengetahuan bagi para pembaca serta harapan kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritikan ataupun masukan terhadap makalah, karena tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Ucapan terimaksih atas kerjasama dan keterlibatan semuanya, sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته . . .
DAFTAR PUSTAKA
[1]Al-Burhan fi ulumul Qur’an,ma’rifatul Maki wa
madany juz 1 hal 189
2 habib dimyati, Muhtasor fi ulumil Qur’an juz 1
hal 18 , Al-ma’hadi Al-salafi Al-tarmasi 1430 H
3Mabahits fi ulumil Qur’an, juz 1hal 62, dhowabitul
makky wal madany
4habib dimyati, Muhtasor fi ulumil Qur’an juz 1 hal
16 , Al-ma’hadi Al-salafi Al-tarmasi 1430 H
5Manahil Al-‘irfan fi Ulumil Qur’an, faidatul ‘ilmi
bil makky wal madany juz 1 hal-195
[1]Al-Burhan fi ulumul Qur’an,ma’rifatul Maky wa
madany juz 1 hal 189
[2] habib dimyati, Muhtasor fi ulumil Qur’an juz 1
hal 18 , Al-ma’hadi Al-salafi Al-tarmasi 1430 H
[3]Mabahits fi ulumil Qur’an, juz 1hal 62, dhowabitul
makky wal madany
[4]habib dimyati,Muhtasor fi ulumil Qur’an juz 1 hal
16 , Al-ma’hadi Al-salafi Al-tarmasi 1430 H
[5]Manahil Al-‘irfan fi Ulumil Qur’an, faidatul ‘ilmi
bil makky wal madany juz 1 hal-195