Rabu, 11 Februari 2015

BOGENG....

المكي والمدني
Disusun  untuk memenuhi tugas mata kuliah
علوم القران

DOSEN PENGAMPU   : A. Kurniawan Pasmadi, M.P.I





Disusun oleh :
1.     Nur Chafidin
2.     Idhomudin


SEMESTER : 1 ( SATU )

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT )
MUHAMMADIYAH KENDAL
2014



BAB I

A.         PENDAHULUAN

Sebelum memasuki pembahasan pokok, perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai dua hal berikut ini: Pertama, Al-Makkiy dan, Kedua, Al-Madany secara garis besarnya.
Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara bertahap, ayat demi ayat dan surat demi surat selama 23 tahun. Diantaranya ada yang sebelum hijrah di Makkah dan ada pula yang turun sesudah di Madinah. Sebagian surat atau beberapa ayat diturunkan di medan perang, tidak di Mekkah juga tidak di Madinah, seperti surat Al-Fath diturunkan diantara Mekkah dan Madinah menyangkut persoalan Hudaibiyah. Ada yang diturunkan pada waktu malam dan ada pula pada waktu siang.
Perbedaan antara Al-Makkiy dan Al-Madany mengikuti perbedaan antara dua masa tersebut. Yang pertama merupakan fase da’wah yang memerlukan pengukuhan aqidah dan penjelasan rukun-rukun iman. Sementara itu yang kedua adalah merupakan fase pembinaan masyarakat dan Negara Islam, yaitu fase yang memerlukan penetapan undang-undang dan pengorganisasian. Ayat-ayat Al-Makkiy bercirikhas pendek dan singkat guna memudahkan penghafalannya secara sembunyi dalam keadaan serba lemah dan takut dari gangguan kaum Musyrikin. Sementara itu ayat-ayat Al-Madany lebih panjang darinya mengingat di Madinah kekuasaan berada ditangan kaum Muslimin sehingga mereka mendapatkan kebebasan bergerak.
Dari uraian diatas dapat kita angkat suatu permasalahn tentang Ilmu Makky dan Madany yang meliputi antara lain : Pengertian masing-masing Al-Makky dan Al-Madany, ciri-ciri ilmu Al-Makky dan Al-Madany, karakteristik al-Makky dan al-Madany, Surah-surah yang masuk dalam kategori Al- Makky dan yang masuk dalam kategori Al-Madany.















BAB II

B. PEMBAHASAN
معرفة المكي والمدني
1.       Pengertian surat Al-maki –Al-Madani .

Menurut sebagian para ulama’ ada tiga pengertian dari al-Makky dan al-Madany dilihat dari segi waktu trunya Al-Qur’an, tempat dan khitobnya :

1.      Surat makiyah adalah surat yang diturunkan dimakah walaupun surat itu di turunkan setalah Rosulullah S.A.W hijrah ke Madinah . dan Surat Madani adalah surat yang di turunkan di Madinah.
Dan termasuk surat makiyah adalah surat yang di turunkan di makah dan di daerah sekitar makah yang pernah di tempati Rosulullah S.A.W seperti di mina,arafah dan khudaibiyah .
Termasuk surat al-Madany adalah surat yang diturunkan di daerah madinah seperti di badar dan uhud .
2.      Surat makiyah adalah surat yang di turunkan untuk mengkhitobi penduduk makah dan surat Madaniyah adalah surat yang di turunkan untuk mengkhitobi penduduk Madinah.
3.      Surat Makiyah adalah surat yang diturunkan sebelum Rosulullah S.A.W hijrah ke madinah walaupun surat tersebut tidak di turunkan di makah dan surat madaniyah adalah surat yang di turunkan setelah rosulullah S.A.W hijrah ke Madinah walaupun surat tersebut di turunkan di makah .

Dari tiga pengertian diatas pendapat yang palingراجح( paling unggul ) tentang pengertian al-Makky dan al-Madany adalah pendapat yang nomor tiga yang mengatakan bahwa Surat al-Makky adalah surat yang diturunkan sebelum Rosulullah S.A.W hijrah ke madinah walaupun surat tersebut tidak di turunkan di makah dan surat al-Madany adalah surat yang di turunkan setelah rosulullah S.A.W hijrah ke Madinah walaupun surat tersebut di turunkan di makah.

وذكرأبوعمروعثمانبنسعيدالدارميبإسنادهإلىيحيىبنسلامقالمانزلبمكةومانزلفيطريقالمدينةقبلأنيبلغالنبيصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَالمدينةفهومنالمكيومانزلعلىالنبيصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفيأسفارهبعدماقدمالمدينةفهومنالمدني

Setiap ayat yang diturunkan di mekah dan di jalan mekah sebelum Rosulullah hijrah ke madinah maka adalah ayat Makiyah, dan setiap surat yang diturunkan dalam perjalanan hidup Rosululloh setelah hijrah ke madinah maka adalah ayat madaniyah[1]

Untuk mengetahui dan menentukan Makky dan Madany para ulama bersandar pada dua cara utama: sima’i naqli (pendengaran seperti apa adanya) dan qiyasi ijtihad (kias hasil ihtihad). Cara pertama didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu; atau dari para tabi’in yang menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana, di mana da peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu.
Cara qiyasi ijtihadi didasarkan pada cirri-ciri Makky dan Madany. Apabila dalam surah Makky terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Madany atau mengandung peristiwa Madany, maka dikatakan bahwa ayat itu Madany.
Dan apabila dalam surah Madany terdapat suatu ayat yang mengandung sifat Makky atau mengandung peristiwa Makky, maka ayat tadi dikatakan sebagai ayat Makky[2]

2.       Tanda-tanda surat Al-Makky dan Al-Madany

Surat al-Makky dan al-Madany, keduanya memiliki ciri-ciri tersendiri,

1.        Ciri-ciri surat Al-Makky diantaranya adalah [3]

a.        Setiap surat yang didalamnya terdapat ayat sajdah
b.        Setiap surat yang didalamnya terdapat lafadz “    " كلا
c.         Setiap surat yang didalamnya ada lafadz يأيها الناسdan didalamnya tidak terdapat lafadzيأيها الذين آمنواkecuali surat al-haj
Contoh : يا يها الناس اتقوا ربكمالذي خلقكم. . . . الخ   ( النساء : ١ )
d.        Setiap surat yng menceritakan tentang Nabi Adam A.S dan Iblis kecuali surat al-Baqoroh
e.        Setiap surat yang menceritakan tentang para Nabi dan al-Ghobiroh kecuali surat al-Baqoroh
f.          Setiap surat yang diawali dengan huruf العجم seperti lafadz “ الم , الر,حم
Sebenarnya masih banyak ciri-ciri surat al-Makky , namun karena keterbatasan pengetahuan dan fikiran kami hanya bisa menjelaskan sedikit tentang ciri-ciri surat al-Makky . dari ke-enam ciri diatas dapat kita garis bawahi bahwa surat al-Makky adalah surat yang menerangkan tentang tauhid , mengajak untuk meng-esakan Allah.

2.     Ciri-ciri suratAl-Madany diantaranya adalah

a.       Setiap surat yang menerangkan tentang kefardhuan dan hukuman
b.      Setiap surat yang menjelaskan tentang orang-orang munafik , kecuali dalam surat Al-ankabut
c.       Setiap surat yang menentang dengan ahli kitab “ yang di maksud dengan ahli kitab disini adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan  kitab samawi selain Al-Qur’an, seperti berpagang teguh dengan kitab injil dan taurat ” .

Dan ada sebagian Ulama’  yang mengatakan bahwa setiap ayat yang diturunkan kepada Rosulullah di dalam perjalanan hidupnya setelah di madinah maka ayat itu adalah ayat madany dan di dalam Al-qur’an menggunakan lafadz  يأيها الذين آمنواdan setiap ayat yang menggunakan lafadzيأيها الناسmaka ayat tersebut adalah ayat Makiyah .

Dengan demikian ibnu mas’ud mengatakan bahwa mayoritas penduduk Makah pada masa itu ( sebelum hijrahnya Rosulullah S.A.W ) masih belum iman ( kufur ) maka kebanyakan surat Al-Makky menggunakan lafadz  يأيها الناسwalaupun sebagian dari mereka ada yang sudah iman , dan mayoritas penduduk Madinah pada masa itu ( Setelah Rosulullah S.A.W hijrah )  sudah  iman, maka kebanyakan surat madaniyah menggunakan lafadz   يأيها الذين آمنواwalaupun sebagian dari mereka masih ada orang yang belum iman .


3.  Macam-macam surat Makyyah dan Madaniyah serta dasar-dasar penetapanya

1.      Macam-macam surat madadiyah menurut kesepakatan para ulama’ ada 20 yaitu :

a.       Surat al-baqoroh                        k. Surat An-nur         
b.      Surat ali imron               l. Surat Al-ahzab
c.       Surat an-nisa’                 m.  Surat Muhamad
d.      Surat hud                        n.   Surat Al-fath
e.       Surat al- hujarot                         o.   Surat Al-Mumtahanah
f.        Surat Al-hadiid               p.   Surat Al-Jumah
g.       Surat al mujadalah         q.   Surat Al-Munafiqun
h.      Surat al hasr                   r.   Surat At-Tholaq
i.         Surat al-anfal                  s.   Surat At-Tahrim
j.         Surat at-taubah              t.   Surat An-Nasr

2.      Surat-surat yang dipersulayakan antara makiyyah dan madaniyah ada 12 yaitu :

a.       Al-fatihah                        g.  Al-qodar
b.      Ar-ro’du                          h.  Al-bayyinah
c.       Ar-rohman                      i.   Az-zalzalah
d.      As-shof                            j.   Al-falaq
e.       At-taghobun                    k.  An-nas
f.        At-tathfif                          l.   Al-ikhlas

3.      Selain surat Madaniyah dan surat yang masih dipersulayakan adalah surat Makiyyah yang berjumlah 82 surat , jadi keseluruhan ayat dalam Al-Qur’an sebanyak 114 surat .[4]

4.  Kegunaan ( manfaat ) mempelajari Surat Makyyah dan Madaniyah .

Ada beberapa faidah ( fungsi ) mengetahui surat nakiyah dan madaniyah , diantaranya adalah
1.         Untuk dijadikan alat bantu menafsirkan Al-Qur’an , sebab pengetahuan mengenai tempat turun dapat memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar.
2.      Meneruskan perjalanan dakwah rosulullahdengan metode dan bahasa  Al-Qur’an  sebab segala situasi dan kondisi mempunyai gaya tersendiri dan Al-Qur’an adalah bahasa yang paling tepat untuk dijadikan alat berdakwah.
3.      Dapat merasakan keindahan Al-Qur’an dalam susunan bahasanya dan mengambil faedah dalam keindahan tersebut sebagai alat kita untukberdakwah / mengajak  kepada manusia ke jalan Allah.
4.      Mengetahui tarikh tasyri’ ( sejarah islam ) yaitu sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat al-Qur’an, sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwa yang menyertainya, baik periode Makkah maupun Madinah, sejak turunnya ayat pertama Iqra’ hingga ayat terakhir diturunkan. Al-Qur’an adalah sumber pokok bagi hidup Rasulullah. Pola hidup beliau harus sesuai dengan Al-Qur’an
5.      Percaya datangnya Al-Qur’an kepada kita dengan keadaan selamat ya’ni tidak ada perubahan baik secara  lafadz atau ma’na ( arti )[5]

“ karena Rosulullah adalah seorang umi ya’ni tidak dapat membaca dan tidak dapat menulis.Dengan keadaan Rosulullah yang umi maka kita bisa benar-benar percaya bahwa Al-Qur’an memang benar-benar dari Allah S.W.Tbaik secara lafadz dan maknanya bukan dari Rosulullah , karena pada masa awal Al-Qur’an diturunkan banyak penduduk mekah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah buatan ( karangan) Rosulullah “

وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ لا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا ائْتِ بِقُرْآنٍ غَيْرِ هَذَا أَوْ بَدِّلْهُ قُلْ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أُبَدِّلَهُ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِي إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ.


Termasuk faedah ( kegunaan ) mengetahui surat makiyah dan madaniyah adalah bisa membedakan ayat الناسخ( mengganti ) dari المنسوخ( yang diganti ) apabila terdapat dua ayat atau lebih mengenai suatu masalah, sedangkan hukum yang terkandung didalam ayat-ayat itu bertentangan. Kemudian dapat diketahui bahwa ayat yang satu Makiyah, sedang ayat yang lainnya Madaniyah; maka tentu ayat yang Makiyah itulah yang nasakh oleh ayat Madaniyah, karena ayat yang Madaniyah adalah yang terakhir turun
  Ilmu ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian dan keaslian Al-Qur’an,karena melihat besarnya perhatian umat Islam sejak turunnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Al-Qur’an, sampai hal-hal yang sedetail-detailnya, sehingga mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya, ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Nabi berada dikota tempat tinggalnya dan yang turun pada waktu Nabi sedang dalam bepergian,  ayat-ayat yang turun pada waktu malam hari dan siang hari dan ayat-ayat yang turun pada waktu musim panas dan musim dingin dan sebagainya

5.           Sikap Positif Dalam Mempelajari Surat Makky Dan Madany


Telah di jelaskan sedikit tentang Surat Makky dan Madany sedikit memberi gambaran kepada kita semua, dengan kita mempelajari Surat Makky dan Madany dapat menggugah kita untuk lebih mendalami Al-Qur’an, yang kemudian kita praktekan dalam kehidupan sehari-hari karna Al-Qur’an adalah sumber hukum dan sumber ilmu yang pertama dan Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi kaum muslimin.

مَّاأَصَابَكَمِنْحَسَنَةٍفَمِنَاللَّهِوَمَاأَصَابَكَمِنسَيِّئَةٍفَمِننَّفْسِكَوَأَرْسَلْنَاكَلِلنَّاسِرَسُولاًوَكَفَىبِاللَّهِشَهِيدًا (۷۹) مَّنْيُطِعِالرَّسُولَفَقَدْأَطَاعَاللَّهَوَمَنتَوَلَّىفَمَاأَرْسَلْنَاكَعَلَيْهِمْحَفِيظًا (۸۰) وَيَقُولُونَطَاعَةٌفَإِذَابَرَزُواْمِنْعِندِكَبَيَّتَطَآئِفَةٌمِّنْهُمْغَيْرَالَّذِيتَقُولُوَاللَّهُيَكْتُبُمَايُبَيِّتُونَفَأَعْرِضْعَنْهُمْوَتَوَكَّلْعَلَىاللَّهِوَكَفَىبِاللَّهِوَكِيلاً (۸١) أَفَلاَيَتَدَبَّرُونَالْقُرْآنَوَلَوْكَانَمِنْعِندِغَيْرِاللَّهِلَوَجَدُواْفِيهِاخْتِلاَفًاكَثِيرًا













BAB III
C.     PENUTUP

          a.
      Kesimpulan

adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari pengertian diatas adalah sebagai berikut :

1.      Pengertian dari Makiyah dan Madaniyah yang telah disebutkan para ulama’ yaitu setidaknya ada tiga bagian, tapi dari semua itu dapat disimpulakn bahwa Makiyah adalah  surat yang diturunkan di Mekah dan sebelum hijrah dan surat Madaniyah adalah surat yang diturunkan di Madinah dan sesudah hijrah
2.      Merupakan hal yang sangat penting dalam mempelajari ilmu-ilmu al-Quran terutama pembagian surat Makkiyyah dan Madaniyyah sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat, dan pola kalimat.
3.      Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti objektif, gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani. Dan itu pula sikap ulama kita dalam melakukan pembahasan-pembahasan terhadap aspek kajian Quran lainnya.
4.      Pentingnya mempelajari ayat-ayat Quran sehingga dapat menentukan waktu serta tempat turunnya dan, dengan bantuan tema surat dan ayat, merumuskan kaidah-kaidah analogi untuk menentukan apakah sebuah seruan itu termasuk Makki atau Madani, ataukah ia merupakan tema-tema yang menjadi titik tolak dakwah di Mekkah atau di Madaniah


b.  Penutup

             Semoga makalah ini dapat membantu kita dalam mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan ulumul Qur’an terutama tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, dan juga dapat membedakan dan mengetahui jumlah surat yang masuk kategori Makkiyah dan madaniyah. Dan harapan kami, bagi pembaca dapat menjelaskan tentang surat Makiyah dan Madaniyah.

             Bagi pemakalah menjadi suatu pengetahuan yang penting karena pengetahuan tentang isi makalah ini dapat diketahui walau hanya sebatas membaca dan menulis, dan sekaligus menambah khazanah ( simpanan ) ilmu pengetahuan dan menambah pengetahuan bagi para pembaca serta harapan kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritikan ataupun masukan terhadap makalah, karena tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan.

           
Ucapan terimaksih atas kerjasama dan keterlibatan semuanya, sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. 


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته . . .

DAFTAR PUSTAKA

[1]Al-Burhan fi ulumul Qur’an,ma’rifatul Maki wa madany juz 1 hal 189
2 habib dimyati, Muhtasor fi ulumil Qur’an juz 1 hal 18 , Al-ma’hadi Al-salafi Al-tarmasi 1430 H
3Mabahits fi ulumil Qur’an, juz 1hal 62, dhowabitul makky wal madany
4habib dimyati, Muhtasor fi ulumil Qur’an juz 1 hal 16 , Al-ma’hadi Al-salafi Al-tarmasi 1430 H
5Manahil Al-‘irfan fi Ulumil Qur’an, faidatul ‘ilmi bil makky wal madany juz 1 hal-195




[1]Al-Burhan fi ulumul Qur’an,ma’rifatul Maky wa madany juz 1 hal 189
[2] habib dimyati, Muhtasor fi ulumil Qur’an juz 1 hal 18 , Al-ma’hadi Al-salafi Al-tarmasi 1430 H
[3]Mabahits fi ulumil Qur’an, juz 1hal 62, dhowabitul makky wal madany
[4]habib dimyati,Muhtasor fi ulumil Qur’an juz 1 hal 16 , Al-ma’hadi Al-salafi Al-tarmasi 1430 H
[5]Manahil Al-‘irfan fi Ulumil Qur’an, faidatul ‘ilmi bil makky wal madany juz 1 hal-195